Kamis, 30 April 2009

Hidup Jangan Tertidur

Hidup Jangan Tertidur!

oleh Arvan Pradiansyah, penulis buku You Are A Leader!

Hidup Jangan Tertidur!

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani

hidup ini dalam keadaan tertidur. Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan tertidur.

Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu,

tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.

Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!

Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah rahmat terselubung karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.

Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai! Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.

Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.

Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman- pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalam an manusiawi. Manusia bukanlah makhluk bumi melainkan makhluk langit. Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan rumah untuk mencari rumah yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulka n kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan -- kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.

Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.

Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu Pena lebih tajam dari pedang Tinta seorang berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid

Wanita Salehah yang dinanti dan dicari

Wanita Salehah yang dinanti dan dicari

Rasulullah bersabda, “Dunia adalah perhiasan, sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita salehah.” (HR. Muslim).

Demikianlah pujian yang keluar dari mulut Rasulullah SAW tentang wanita yang salehah. Perhiasan adalah barang yang tidak saja indah dipandang mata, tapi juga amat berharga, yang tidak semua orang bisa memilikinya. Benda berharga itu tidak saja paling indah, tapi juga paling baik. Jika emas ia paling murni, jika berlian ia memiliki karat yang paling besar. Tak heran bila semua orang ingin memilikinya.

Rasulullah menyatakan bahwa istri salehah adalah nikmat terbaik yang diberikan Allah swt. Rasulullah saw. bersabda “Barang siapa diberi rezeki oleh Allah berupa istri salehah, sungguh Allah telah meolongnya atas setengah agamanya. Maka bertakwalah, pada setengahnya lagi.”
Ketika para sahabat bertanya tentang simpanan yang paling mulia Nabi saw. menjawab: “Simpanan terbaik seseorang adalah lisan selalu berzikir, hati yang bersyukur, dan istri yang salehah: jika memandangnya menggembirakan dan jika memerintahkannya mentaati.”

MUDAH DIKENALI
Al-Qur’an menggambarkan wanitasalehah dalam surat An-Nur, ayat 31: “Katakanlah kepada wanita beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasanna, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali pada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka…”
Wanita salehah begitu mudah dikenali, ia mengikuti perintah agama dengan menghijab diri mereka. Dalam pergaulan ia mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengungkapkan, “make-up wanita salehah dalah basuhan air wudhu, lipstiknya adalah zikir kepada Allah swt. Dan celak matanya adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an.” Subhanallah, mereka selalu menghadirkan Allah dalam setiap perbuatan.

CIRI KEPRIBADIAN WANITA SALEHAH YANG BISA KITA KENALI:
A. Perkataan, pikiran dan tindakannya selalu positif.

Ia tidak menyia-nyiakan waktu untuk berkata-kata yang tidak bermanfaat. Tidak ada dalam sejarahnya, wanirta ini berkata ketus dan pedas yang memerahkan telinga siapapun yang mendengarnya. Sebaliknya, ia tidak banyak berkata-kata kecuali untuk kebaikan. Kata – katanya yang positif merupakan cerminan dari apa yang ada dalam kepalanya.

B. Murah Senyum

Bagi wanita salehah, senyum adalah sedekah. Namun senyumnya tetap proposional. Tidak setiap laki – laki yang dijumpainya diberikan senyum manis. Senyumnya ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.

C. Menjaga Akhlak

Wanita salehah pandai bergaul namun tidak larut dalam pergaulan yang melenakan. Kemampuannya sangat kuat untuk menjaga rasa malu. Ia mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang ditemuinya. Ia selalu yakin bahwa yang patut ia jaga adalah kekuatan hubungannya dengan Allah, karena jika keterikatan itu semakin kuat akan membuahkan kebaikan begi dirinya dan orang lain.

D. Menghindari Fitnah

Wanita salehah menyadari kecantikkan bisa menimbulkan fitnah. Kecantikkan suatu saat bisa menjadi anugrah, tapi jika tidak hati – hati, kecantikkan juga bisa menjadi sumber msalah yang akan menyulitkan bagi pemiliknya. Kerena itu, prinsipnya adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

E. Tidak berputus asa

Jika tidak cantik, atau memiliki keterbatasan fisik, wanita salehah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia menyadari bahea rasa kecewa atau sakit hati adalah begian dari kufur nikmat. Ia tidak akan merasa minder dengan keadaan dirinya. Ia tidak pernah berputus asa atas rahmat Allah. Keyakinannya begitu kuat bahwa segala sesuatu yang dimiliki atau didapatinya adalah ketentuan Allah yang baik untuk dirinya. Karenanya, ia selalu memaksimalkan diri dalam ikhtiar dan bekerja keras dalam menjalankan ibadah.

F. Mendahulukan orang lain

Bila menjadi seorang istri, wanita salehah sangat pandai membangkitkan selera suaminya, dan mendahulkan kepentingan suaminya. Ia belum tidur sebelum suaminya tidur. Bila ia berada dalam lingkungan social, ia selalu mendahulukan kepentingan orang lain disbandingkan dirinya.

Hal – hal yang membuat wanita sulit mendapat predikat salehah :

A. Lupa mengingat Allah swt.

Sejatinya, dalam melakukan setiap tindakan selalu didasari pada aturan Allah. Dengan mendekatkan diri pada Rabb-nya, segala kebodohan dan kesalahan bisa terhindari.

B. Silau akan keindahan dunia

Keindahan dunia dan kemewahannya banyak menjebak wanita. Kecintaanya pada dunia membuahkan gaya hidup negative, mencintai diri sendiri secara berlebih – lebihan dan hilangnya kepekaan sosial.

C. Mudah terperdaya dengan syahwat

Cinta dunia akan melemahkan iman, sehingga jiwa mudah terperdaya dengan nikmat dunia yang akan menjerumuskan ke jurang kehncuran akibat merosotnya akhlak. Inilah yang terjadi saat ini. Jutaan remaja terjerat narkoba, tingginya angka aborsi di kalangan remaja, maraknya seks bebas dan perdagangan wanita adalah kasus – kasus yang menggambarkan betapa bobroknya moral generasi sebuah bangsa, yangh akan berimbas pada kehancuran pada sebuah Negara.


Bagi muslimah, memiliki predikat salehah adalah dambaan yang ingin diwujudkan. Lahirnya sebuah generasi salehah menjadi tugas berat dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh setiap muslimah. Ketiadaan muslimah salehah merupakan kebinasaan dan kehancuran moral manusia.