Kamis, 02 Juli 2015

Ceritakan Sesuatu

Ceritakanlah sesuatu..
tentang apapun yang kau pikirkan..
tentang waktu yang berlalu tanpa malu malu..
yang kini menyisakan satu kisah,
yang mungkin tak pernah lagi bisa seperti kala itu..

Ceritakanlah sesuatu..
tentang apapun yang mengisi relung hatimu,
tentang haru biru di hari hari barumu,
tentang kakimu yang semakin berderap melangkah dijalanmu,
tentang pundakmu yang semakin tegap menghadapi risaumu,
tentang suaramu yang kini tak lagi terdengar olehku,
atau tentang hangatnya sang senja yang perlahan berlalu..

Ceritakanlah sesuatu..
Ceritakanlah padaku..
Sungguh aku hanya ingin mendengar kisahmu..

Selasa, 05 Mei 2015

Jangan Pernah Kalah


“Bersungguh – sungguhlah dengan kelemahanmu, niscaya Ia menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh – sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu, niscaya Ia menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Bersungguh – sungguhlah dengan kelemahanmu, niscaya Ia menolongmu dengan Kekuatan-Nya.”
(Ibnu 'Athaillah)

Suatu ketika, mungkin kita pernah berpikir, betapa berat dan kerasnya perjalanan hidup ini. Saat hati kita seolah tak mampu lagi menahan beban masalah. Saat kita merasa lunglai, lemah, dan berat melangkahkan kaki, merasa tak kuat dan bingung menghadapi berbagai suasana hidup yang sulit dan berat. Ketika kita tak lagi merasa mampu berdiri menopang beban berat yang harus dipikul.
Tidak. Itu bukan tanda – tanda kelemahan yg patut disesali. Sebab manusia memang diciptakan dalam keadaan serba lemah. Tapi Allah berjanji tidak akan menimpakan beban masalah kepada seseorang, diatas batas kemampuan orang tersebut untuk memikulnya.

Buya Hamka pernah mengatakan bahwa tingkat cobaan iman itu tak ubahnya dengan anak tangga yang bertingkat – tingkat. Tiap satu anak tangga dinaiki, datang dari bawah suatu pukulan hebat mengenai tubuh orang yang mendaki. Kalau tangannya kuat bergantung, kalau kakinya kuat berpijak, dan kalau akal pikirannya tetap waspada, pukulan itu malah akan mendorong menaikkannya ke anak tangga yang lebih tinggi. Tapi kalau tangannya lemah, kakinya tidak kuat, akalnya hilang, pikirannya kusut, maka pukulan itu akan dapat menjatuhkan dan merobohkannya. Yang paling disayangkan, kalau robohnya tidak hanya satu dua buah anak tangga ke bawah, tapi jatuh ke anak demi anak tangga di bawahnya yang sangat banyak. Bahkan karena lemahnya, seseorang bisa sulit bangkit lagi. 

Rasulullah dan para nabiyullah yang lain tidak pernah mengeluh dalam memikul risalah menjadi utusan Allah, mereka yakin bahwa iman kepada Allah memang menghendaki perjuangan, pengorbanan sekaligus keteguhan hati. Pertama, untuk membuktikan kecintaannya kepada Allah, dan kedua untuk menggembleng bathinnya agar menjadi semakin kokoh.

Jangan pernah kalah oleh beratnya cobaan hidup. Tidak semua permintaan kita harus dikabulkan. Karena Allah lah yg lebih mengenal bathin kita daripada kita sendiri. Pertolongan, bantuan, dukungan, dan kemenangan dari Allah itu pasti. “Adalah hak bagi Kami menolong orang – orang beriman.”(QS. Ar Ruum: 47). Sedetikpun Allah tak pernah meninggalkan hamba-Nya yang beriman. Dan, jika Ia berkehendak, tak ada yang dapat menghalangi turunnya pertolongan dan bantuan-Nya. Masalahnya hanya ada pada proses turunnya pertolongan dan bantuan itu. Karenanya, sekali lagi, jangan pernah kalah oleh cobaan.

Semangat dan Tersenyum

Tak selamanya matahari itu nampak dihadapan
tak selamanya rembulan juga bercahaya untuk manusia
Sebuah keterpurukan hanya sebuah proses pendewasaan diri dan daya uji iman kita pada Robbul izzati, tapi terkadang kita hanya bisa menyerah..

Menyerah pada peluang bahkan waktu pun terbuang hanya untuk sebagian ego penuh suara yang sumbang.
Yang lucu lagi kita selalu membenarkan diri sehingga terlihat tampak suci.
Yang lebih heran lagi kita tak mau menerima kesalahan atau kekurangan diri kita sehingga tampak superior. Atau terlihat warrior asal jangan penuh bedak jadi tampak menor.

Sedikit kebenaran sulit diterima atas salah, dan kesalahan pun sulit diterima atas benar.
Semoga rahmat Allah selalu ada untuk para pejuang muda. SEMANGAT dan TERSENYUM.

Senin, 04 Mei 2015

Kebahagiaan dan Kesedihan

Ada kalanya dalam hidup ini bahagia...
oleh karena itu tak menutup kemungkinan kesedihan turut hadir mendampingi kebahagiaan...
disaat tak menentu, bahagia dan sedih datang dengan sendirinya, menyapa hidup manusia...
mereka bak gula dan semut yang selalu hadir berdampingan, meskipun kesedihan selalu dipandang "buruk" manusia dan bahagia dipandang "Baik" oleh manusia...

Padahal, Bahagia dan sedih merupakan satu kesatuan, yang menjadikan hidup ini penuh dengan warna... Tak mungkin ada bahagia tanpa sebelumnya kita bersedih... dan tak akan kita merasakan kesedihan dan kepahitan hidup, jika kita tidak berlebihan dalam menjalani kebahagiaan dalam hidup...

Tuhan mungkin yang mengatur kapan kebahagiaan dan kesedihan datang dalam hidup manusia,. Namun,hanya kita sendiri yang mampu menentukan apakah kita bahagia atau bersedih,..
meskipun pada dasarnya, kesedihan harusnya tidak nampak ke permukaan,. karena kebahagiaan akan lebih mengindahkan dunia,..
cukup dengan meluaskan hati untuk menerima keadaan apapun dlm hidup ini,..
MAKA kesedihan dan kebahagiaan akan berjalan beriringan membuat warna baru yang abadi dalam hidup ini,.

 ~23 february 2009