Senin, 25 Mei 2009

--SAHABAT--

SAHABAT

Tuesday, 28 October 2008 10:54
Melalui secarik kertas ini ingin aku lukiskan lewat kata-kata arti dari sahabat. Sahabat tidak hanya sekedar teman biasa, bahkan terkadang sahabat lebih dekat dengan kita daripada sanak saudara. Kita selalu ingin sahabat ada disamping kita baik dalam kondisi suka maupun duka. Sahabat tempat berkeluh kesah tatkala ada masalah seperti lirik group Band Padi “Sobat sungguh aku tak mengerti mengapa ini terjadi….” Sahabat juga tempat berbagi canda dan tawa ketika gembira serta kita ingin untuk selalu diingat oleh mereka persis seperti kata Peterpan “ ingatkah ku semua wahai sahabat…” dan tidak ketinggalan pula Nidji yang berkata “katakan pada dunia arti sahabat…”. Bahkan ada yang sampai mengatakan makan ngga’ makan asal kumpul… Mungkin ini sebagian orang memaknai arti dari seorang sahabat. Namun bagiku sahabat tidak hanya seperti itu, sahabat adalah orang yang mampu mengarahkan kita bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia ini, dia selalu memberi nasehat kepada teman-temannya, ia juga mampu menjadi orang tua kedua bagi kita. Kalau hanya sekedar mencari Soulmate tempat kita berkeluh kesah, ngobrol kesana kemari yang tidak ada jeluntrungannya itu masih banyak kita temukan tapi yang harus kita cari yakni sahabat yang benar-benar mampu membuat kita lebih baik dalam menjalankan “misi di sebuah planet” ini yakni mencari Ridho Ilahi.
Mereka satu sama lain saling mencintai, mengasihi, menyayangi karena Allah swt. Abu Dawud mengeluarkan hadist dengan para perawi yang terpercaya, dari Umar bin al-Khathab ra., ia berkata; Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia. Mereka bukan para nabi dan juga bukan syuhada. Tapi para nabi dan syuhada tergiur oleh mereka di hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah swt. Para sahabat berkata, “ wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami siapa mereka itu?” Rasulullah bersabda,“ Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan “ruh” Allah, padahal mereka tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama-sama. Demi Allah wajah mereka adalah cahaya. Mereka ada di atas cahaya. Mereka tidak takut ketika manusia takut. Mereka tidak bersedih ketika manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah,” Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak mempunyai rasa takut (oleh selain Allah) dan tidak bersedih.

Yang dimaksud (“ruh” Allah) adalah syariat nabi Muhammad. Maksudnya, perkara yang menjadi pengikat di antara mereka adalah ideologi (mabda’) Islam, bukan yang lainnya. Mereka tidak diikat oleh ikatan yang lain, baik ikatan nasab, ikatan kekerabatan, ikatan kemaslahatan atau kemanfaatan duniawi.

Sungguh sahabat yang seperti inilah yang hendaknya kita cari meskipun dalam kondisi sekarang ini mereka sulit kita temukan, mereka bersama-sama dikala suka maupun duka dalam mendakwahkan Islam di muka bumi ini. Rasulullah bersabda “ Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing (al-ghuraba) tersebut. Para sahabat berkata,” wahai Rasulullah, siapa al-ghuraba ini? Rasulullah saw. Bersabda,” Mereka adalah orang – orang yang melakukan perbaikan ketika manusia sudah rusak.” ( Hadist ini di riwayatkan oleh ath-thabrani dalam al-kabir). Sungguh mereka akan datang secara alami dan pasti baik dengan atau tanpa peran kita, para penolong agama Allah selalu saja ada, setiap kali ada yang hengkang Allah ganti dengan orang-orang yang lebih baik dan berkualitas, yang jelas berbagai prediksi semakin terbukti dan berbagai tanda semakin nyata Insya Allah mulut-mulut mereka yang pernah mengatakan itu hanya “mimpi kosong” suatu saat akan terasa kelu malu tanpa ada berkata.

Di dalam lubuk hati ini terasa begitu nyata lukisan yang terindah dalam melihat arti dari persahabatan dimana persahabatan yang paling indah adalah kebersamaan dalam memperjuangkan Islam sebagaimana Rosulullah dengan para sahabat, mereka rela mengorbankan apa saja demi cintanya pada Allah swt.

Karenanya, Sahabat sejati adalah orang yang selalu berkata benar kepada kita bukan orang yang selalu membenarkan ucapan kita.


Menjadi Sahabat Sejati

Syaikh al-Ghazali menjelaskan lima hal yang harus dilakukan untuk mengikat
persaudaraan, lima hal itu adalah:
1. Dalam hal harta, hendaklah, setidaknya, adalah seperti budakmu, maka
urusannya menjadi bagian dari kepentinganmu. Pertengahannya adalah
menjadikannya setingkat denganmu, karena, persaudaraan memunculkan persekutuan
dan kesamaan. Yang paling tinggi adalah memuliakannya diatas dirimu. Maka
engkau meninggalkan urusan dirimu untuk mengurus kepentingannya. Ini merupakan
tingkatan yang paling tinggi.
2. Membantu memenuhi kebutuhannya sebelum diminta.
3. Tidak mendatangkan sesuatu yang tidak disukainya.
4. Berbicara dengan sesuatu yang disukainya berupa pujian tanpa keluar dari
kebenaran.
5. Memenuhi janji dan keikhlasan.

Menemukan Sahabat Sejati

Selain batasan umum yang telah diberikan al-Qur’an dan Hadist di atas, tentu
perlu pula kita cari penjelasan lebih rinci tentang sahabat sejati ini.
Tipe teman yang patut dijadikan sahabat :
1. Mau berbagi apa saja
Individu dari kategori ini ternyata sanggup menomorduakan krisis yang sedang
dialaminya demi seorang sahabat. Tetapi kamu jangan mengambil kesempatan atas
kebaikan dirinya.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini?
• Dia tidak menipu dan mampu menyimpan rahasia walaupun perkara kecil.
• Dia sering menanyakan kabar tentang dirimu.
• Karier impiannya adalah sebagai seorang ahli psikologi.
2. Memahami
Kamu bisa menerima dan mendengar nasihat serta pandangan yang diberikan dengan
hati terbuka. Nasihat yang diberikan juga amat meyakinkan kamu, individu ini
wajar kamu dampingi sebagai sahabat sejati.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini
• Dia bersedia dihubungi kapan saja... 24 jam sehari, 7 hari seminggu!
• Dia seorang teman yang keukeuh memegang janji. Dalam persahabatan, dia adalah
sahabat yang setia.
• Dalam permasalahan kamu dia banyak membantu. Dia mampu mengenali apakah
individu yang berhubungan denganmu itu, benar-benar ikhlas atau mungkin ingin
memperalatmu.
3. Profesional
Saat kamu mengalami permasalahan, dia akan datang menghampirimu dan berusaha
memahami keadaanmu. Dia berusaha memberi nasihat dengan meletakkan dirimu dalam
dirinya. Nasihat dan pandangannya itu pun tidak mempunyai unsur berat sebelah
dan sekaligus tidak mengkambinghitamkan seseorang. Jelaslah bahwa dia sahabat
yang profesional yang bisa kamu dampingi.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini;
• Dia bijak menjaga emosimu setiap kali kamu berada dalam keadaan tegang
• Setiap kali kamu menyatakan pandangan dan usulan, dia mendengarnya dengan
ikhlas dan hormat. Kamu boleh melihat kejujuran itu dari sinar matanya.
• Dia tidak pernah memberi alasan sekiranya kamu ajak bertemu. Walaupun dia
tahu bahwa dirinya akan menjadi tempat curahan masalahmu pada waktu itu!
4. Jujur
Setiap kali ada yang tidak pas dengan penampilan dan keadaanmu, dia akan
menegurmu dengan bijak. Dia berkeinginan agar kamu kelihatan perfect setiap
saat. Dari teguran dan komentar yang diberikan itu ternyata membangun kamu.
Kamu boleh menerima tegurannya dengan hati yang terbuka.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini:
• Dia adalah individu yang lurus. Walau bagaimanapun, keterus-terangannya itu
tidak menyakitkan hatimu.
• Dia mau menjadi tulang belakangmu.
• Kamu sentiasa merasakan bahawa nasihatnya amat berharga.
Itu beberapa tips yang bisa diambil, Begitupula berlaku sebaliknya terhadap
mereka yang patut dihindari.

Walhasil, Allah swt. telah memberikan rambu-rambunya dalam mencari sahabat.
Setiap aktifitas yang kita lakukan, tentu punya tujuan, dan sebagai seorang
muslim tujuan hidupnya tidak lain adalah untuk mencari ridha Allah swt.,
sehingga ketika mencari sahabat sejati pun demikian, tentu yang dicari adalah
yang bisa saling mengajak kepada keridhaan Allah swt. semata, dan bukan
mengajak kepada kemurkaan Allah swt. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (TQS. Ali Imran [3]: 103)
Wallahu a’lamu bishawab. []


"Manusia yang terbaik adalah yang paling banyak membaca, paling bertakwa,
paling sering beramar ma'ruf nahi munkar, dan paling gemar menjalin hubungan
silaturahmi." (Muhammad SAW).