Rabu, 10 November 2010

THE REAL PAHLAWAN



Tak ada alasan untuk pesimis
Karena Allah tak pernah berhenti
Memberi pertolongan,

Kecuali kalau iman kita telah habis
Dan keyakinan kita pada kekuasaanNya

…telah menipis

THE REAL PAHLAWAN is someone who never lost their Spirit

-semangatz-

Minggu, 07 November 2010

Fiqih Prioritas

Assalamu'alaikum wr wb
Ingin berbagi sebuah artikel menarik dari Ustadz Reza Sulthan, semoga beliau dirahmati oleh Allah, dan semoga ilmu ini bermanfaat bagi kita semua

Dalam mengambil keputusan, hendaknya sesorang mempertimbangkannya dengan 3 Ilmu, yaitu :

1. Fiqhul Waqi' (Fiqih Realitas),
yakni Pemahaman / ilmu menimbang sesuatu berdasarkan realitas pilihan dan kemampuan diri.

2. Fiqhul aulawiyat ( Fiqih Skala Prioritas),
yakni Pemahaman / ilmu tentang skala prioritas. Bahan Yang ditimbang dalam Ilmu Fiqh ini adalah mengenai pilihan untung (maslahat) dan rugi(Mafsadat). Bisa juga memilih yang terbaik dari pilihan yang baik, bisa juga memilih pilihan yang paling sedikit ruginya / keburukannya dari pilihan yang paling besar kadar keburukan / kerugiannya.

3. Fiqhul Muwazanat ( Fiqih menimbang - nimbang dengan 2 penilaian, yakni PENTING dan DARURAT)
Maksudnya adalah apakah pilihan kita dalam keadaan 2 penilaian itu atau
salah satunya. Misal Budi dan Tono, baru saja makan rujak secara bersama dengan komposisi cabe rawit merah sebanyak 50 butir dalam adukan gula jawanya. Hmmm... pasti pedas tuh...Selesai makan Budi dan Tono menjadi Mules perutnya akibat pedasnya cabe. Keduanya secara bersamaan ingin buang air... akan tetapi hanya tersedia 1 buah toilet. Nah, mana yang harus didahulukan...?

Dalam Ilmu Fiqh Muwazanat, hendaknya diperhatikan antara DARURAT dan PENTING. Kita anilisis... Keduanya sama - sama darurat ingin melampiaskan Mulesnya. Akan tetapi Budi lebih penting untuk didahulukan. Kenapa...?

perhatikan dialog ini :
Antum mau hajat ton..? tanya Budi.
Iya..! jawab tono.
Aku juga sangat mules..!kata Budi.
Aku juga..! kata Tono.
Selesai buang hajat apakah kamu ada acara wahai Tono..? tanya Budi kembali.
Owwww, tidak ada!! jawab Tono.
Izinkan aku lebih dahulu wahai Tono...! Pinta Budi.
Memang kenapa wahai Budi..? Tanya Tono. Selesai buang Hajat, aku harus ceramah disebuah kampus... dan waktunya sekitar 30 menit lagi. Jawab Budi.
Oke, kalau begitu silakan wahai budi... mudah - mudahan penderitaanku karena
mendahulukan dirimu ini menjadi sebuah kebaikan untukmu.

Bagaimana...Fahamkan..! Dari dialog diatas dapat kita simpulkan bahwa Budi memiliki kriteria Darurat dan Penting, sementara Tono hanya memiliki 1 kriteria saja, yakni Darurat, namun tidak begitu penting.

Insya Allah ilmu tersebut bermanfaat untuk di aplikasikan dalam berbagai kasus. Misalnya memilih salah satu dari 2 pilihan Calon suami / Istri yang sama - sama Sholeh, sama - sama Hansem, sama - sama Mapan, sama - sama cerdas, sama - sama mulia
akhlaqnya, sama - sama bagus perangainya, sama - sama punya rumah dan tabungan, sama - sama punya kebanggaan dan sama - sama idola kita.

Insya Allah dengan ilmu ini akan kita dapatkan jawaban yang terbaik disetiap pilihan - pilhan sulit dalam kehidupan kita, amin.

Terimakasih, Salam Reza Sulthan.

Kunjungi juga blog saya yang laindisini

Kamis, 26 Agustus 2010

Kiat Menghafal Al Qur'an

METODE MENGHAFAL QUR'AN

Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur'an. 3P (Three P) tersebut adalah:

1. Persiapan (Isti'dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur'an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:
a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam)
b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi
c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar- benar hafal diluar kepala

2. Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat- ingat satu halaman tersebut, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan

3. Pengulangan (Muroja'ah/Penjagaan)
Setelah setor jangan meninggalkan tempat untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya

II. Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba- hamba pilihanNya yang menjaga al-qur'an
3. Istiqomah
4. Menguasai bacaan al-qur'an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf)
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah)
6. Minimal sudah pernah khatam al-qur'an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali)
7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur'an
8. Menggunakan pensil/bolpen/ stabilo sebagai pembantu
9. Memahami ayat yang akan dihafal


III. Macam-macam Metode Menghafal
A. Sistem Fardhi Ikuti langkah ini dengan tertib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang

2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati

3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya

4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan

5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai)

6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisi mata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)

7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal

8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo)

9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat


Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi

2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang

3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar- benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan

4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang

5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras
(mata dalam keadaan tertutup)

6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/ juz sebelumya.

B. Sistem Jama'i
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:

a. Bersama-sama baca keras

b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian. Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta.

Settingannya sebagai berikut:
a. Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah

2. Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta

3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah

4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja'ah hafalan lama


b. Setoran ke ustad/ ustadzah:
1. Muroja'ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja'ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama

2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama- sama

b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.

c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.

3. Muroja'ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal).
Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan. Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkann ya dengan kelompok lain yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.

c. Muroja'ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.

2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja'ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran

3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya

4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin