Selasa, 26 Mei 2009

Tausyiah 2

Bissmilahhirrahmannirrahim..

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Pada sesi kali ini maka kita akan membahas kadungan dari:

Surat Al insyirah : (5-6)
"Maka sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan"

-tentang dibalik kesusahan pst ada kemudahan.
-Al-BAqarah:
"la yukalifullahu nafsan ila wusaha..."
Allah tidakakan pernah memberikkan cobaan kepada manusia melebihi batas kemampuannya..

Ayat selanjutnya Al insyirah : 7
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), Tetaplah bekerja keras (unntuk urusan yang lain).”

Bukan “Faidza faraghta Fatahhayar” (menjadi bingung),
jika sudah selesai maka jadilah anda orang yang bingung, bukan,
atau “Faidza faraghta fasstarih” jika anda sudah selesai sudahlah santai-santai saja,
Itu tentu tidak boleh demikian, tetapi,
“Faidza faraghta fansshob” jika kita telah selesai dengan pekerjaan kita maka
kerjakanlah pekerjaan yang lain. Dan jangan lupa, kerja yang membawa hasil,
kerja yang membawa manfaat, kerja yang membawa kepada realisasi dari cita-cita kita,
tidak akan pernah terjadi jika berhenti di situ, karena itu Al-Quran memberikan arahan yang
berikutnya, yaitu:

"Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."

Ikhwah fillah, semoga di manapun kita berada,
kita selalu ingat akan prinsip ini,
prinsip yang telah membuat ummat ini menjadi unggulan,
prinsip yang juga telah menjadikan ummat ini pernah memimpin dunia,
sehingga kita bisa mengulangi kembali faktor suskses itu.

Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Senin, 25 Mei 2009

--SAHABAT--

SAHABAT

Tuesday, 28 October 2008 10:54
Melalui secarik kertas ini ingin aku lukiskan lewat kata-kata arti dari sahabat. Sahabat tidak hanya sekedar teman biasa, bahkan terkadang sahabat lebih dekat dengan kita daripada sanak saudara. Kita selalu ingin sahabat ada disamping kita baik dalam kondisi suka maupun duka. Sahabat tempat berkeluh kesah tatkala ada masalah seperti lirik group Band Padi “Sobat sungguh aku tak mengerti mengapa ini terjadi….” Sahabat juga tempat berbagi canda dan tawa ketika gembira serta kita ingin untuk selalu diingat oleh mereka persis seperti kata Peterpan “ ingatkah ku semua wahai sahabat…” dan tidak ketinggalan pula Nidji yang berkata “katakan pada dunia arti sahabat…”. Bahkan ada yang sampai mengatakan makan ngga’ makan asal kumpul… Mungkin ini sebagian orang memaknai arti dari seorang sahabat. Namun bagiku sahabat tidak hanya seperti itu, sahabat adalah orang yang mampu mengarahkan kita bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia ini, dia selalu memberi nasehat kepada teman-temannya, ia juga mampu menjadi orang tua kedua bagi kita. Kalau hanya sekedar mencari Soulmate tempat kita berkeluh kesah, ngobrol kesana kemari yang tidak ada jeluntrungannya itu masih banyak kita temukan tapi yang harus kita cari yakni sahabat yang benar-benar mampu membuat kita lebih baik dalam menjalankan “misi di sebuah planet” ini yakni mencari Ridho Ilahi.
Mereka satu sama lain saling mencintai, mengasihi, menyayangi karena Allah swt. Abu Dawud mengeluarkan hadist dengan para perawi yang terpercaya, dari Umar bin al-Khathab ra., ia berkata; Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia. Mereka bukan para nabi dan juga bukan syuhada. Tapi para nabi dan syuhada tergiur oleh mereka di hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah swt. Para sahabat berkata, “ wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami siapa mereka itu?” Rasulullah bersabda,“ Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan “ruh” Allah, padahal mereka tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama-sama. Demi Allah wajah mereka adalah cahaya. Mereka ada di atas cahaya. Mereka tidak takut ketika manusia takut. Mereka tidak bersedih ketika manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah,” Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak mempunyai rasa takut (oleh selain Allah) dan tidak bersedih.

Yang dimaksud (“ruh” Allah) adalah syariat nabi Muhammad. Maksudnya, perkara yang menjadi pengikat di antara mereka adalah ideologi (mabda’) Islam, bukan yang lainnya. Mereka tidak diikat oleh ikatan yang lain, baik ikatan nasab, ikatan kekerabatan, ikatan kemaslahatan atau kemanfaatan duniawi.

Sungguh sahabat yang seperti inilah yang hendaknya kita cari meskipun dalam kondisi sekarang ini mereka sulit kita temukan, mereka bersama-sama dikala suka maupun duka dalam mendakwahkan Islam di muka bumi ini. Rasulullah bersabda “ Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing (al-ghuraba) tersebut. Para sahabat berkata,” wahai Rasulullah, siapa al-ghuraba ini? Rasulullah saw. Bersabda,” Mereka adalah orang – orang yang melakukan perbaikan ketika manusia sudah rusak.” ( Hadist ini di riwayatkan oleh ath-thabrani dalam al-kabir). Sungguh mereka akan datang secara alami dan pasti baik dengan atau tanpa peran kita, para penolong agama Allah selalu saja ada, setiap kali ada yang hengkang Allah ganti dengan orang-orang yang lebih baik dan berkualitas, yang jelas berbagai prediksi semakin terbukti dan berbagai tanda semakin nyata Insya Allah mulut-mulut mereka yang pernah mengatakan itu hanya “mimpi kosong” suatu saat akan terasa kelu malu tanpa ada berkata.

Di dalam lubuk hati ini terasa begitu nyata lukisan yang terindah dalam melihat arti dari persahabatan dimana persahabatan yang paling indah adalah kebersamaan dalam memperjuangkan Islam sebagaimana Rosulullah dengan para sahabat, mereka rela mengorbankan apa saja demi cintanya pada Allah swt.

Karenanya, Sahabat sejati adalah orang yang selalu berkata benar kepada kita bukan orang yang selalu membenarkan ucapan kita.


Menjadi Sahabat Sejati

Syaikh al-Ghazali menjelaskan lima hal yang harus dilakukan untuk mengikat
persaudaraan, lima hal itu adalah:
1. Dalam hal harta, hendaklah, setidaknya, adalah seperti budakmu, maka
urusannya menjadi bagian dari kepentinganmu. Pertengahannya adalah
menjadikannya setingkat denganmu, karena, persaudaraan memunculkan persekutuan
dan kesamaan. Yang paling tinggi adalah memuliakannya diatas dirimu. Maka
engkau meninggalkan urusan dirimu untuk mengurus kepentingannya. Ini merupakan
tingkatan yang paling tinggi.
2. Membantu memenuhi kebutuhannya sebelum diminta.
3. Tidak mendatangkan sesuatu yang tidak disukainya.
4. Berbicara dengan sesuatu yang disukainya berupa pujian tanpa keluar dari
kebenaran.
5. Memenuhi janji dan keikhlasan.

Menemukan Sahabat Sejati

Selain batasan umum yang telah diberikan al-Qur’an dan Hadist di atas, tentu
perlu pula kita cari penjelasan lebih rinci tentang sahabat sejati ini.
Tipe teman yang patut dijadikan sahabat :
1. Mau berbagi apa saja
Individu dari kategori ini ternyata sanggup menomorduakan krisis yang sedang
dialaminya demi seorang sahabat. Tetapi kamu jangan mengambil kesempatan atas
kebaikan dirinya.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini?
• Dia tidak menipu dan mampu menyimpan rahasia walaupun perkara kecil.
• Dia sering menanyakan kabar tentang dirimu.
• Karier impiannya adalah sebagai seorang ahli psikologi.
2. Memahami
Kamu bisa menerima dan mendengar nasihat serta pandangan yang diberikan dengan
hati terbuka. Nasihat yang diberikan juga amat meyakinkan kamu, individu ini
wajar kamu dampingi sebagai sahabat sejati.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini
• Dia bersedia dihubungi kapan saja... 24 jam sehari, 7 hari seminggu!
• Dia seorang teman yang keukeuh memegang janji. Dalam persahabatan, dia adalah
sahabat yang setia.
• Dalam permasalahan kamu dia banyak membantu. Dia mampu mengenali apakah
individu yang berhubungan denganmu itu, benar-benar ikhlas atau mungkin ingin
memperalatmu.
3. Profesional
Saat kamu mengalami permasalahan, dia akan datang menghampirimu dan berusaha
memahami keadaanmu. Dia berusaha memberi nasihat dengan meletakkan dirimu dalam
dirinya. Nasihat dan pandangannya itu pun tidak mempunyai unsur berat sebelah
dan sekaligus tidak mengkambinghitamkan seseorang. Jelaslah bahwa dia sahabat
yang profesional yang bisa kamu dampingi.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini;
• Dia bijak menjaga emosimu setiap kali kamu berada dalam keadaan tegang
• Setiap kali kamu menyatakan pandangan dan usulan, dia mendengarnya dengan
ikhlas dan hormat. Kamu boleh melihat kejujuran itu dari sinar matanya.
• Dia tidak pernah memberi alasan sekiranya kamu ajak bertemu. Walaupun dia
tahu bahwa dirinya akan menjadi tempat curahan masalahmu pada waktu itu!
4. Jujur
Setiap kali ada yang tidak pas dengan penampilan dan keadaanmu, dia akan
menegurmu dengan bijak. Dia berkeinginan agar kamu kelihatan perfect setiap
saat. Dari teguran dan komentar yang diberikan itu ternyata membangun kamu.
Kamu boleh menerima tegurannya dengan hati yang terbuka.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini:
• Dia adalah individu yang lurus. Walau bagaimanapun, keterus-terangannya itu
tidak menyakitkan hatimu.
• Dia mau menjadi tulang belakangmu.
• Kamu sentiasa merasakan bahawa nasihatnya amat berharga.
Itu beberapa tips yang bisa diambil, Begitupula berlaku sebaliknya terhadap
mereka yang patut dihindari.

Walhasil, Allah swt. telah memberikan rambu-rambunya dalam mencari sahabat.
Setiap aktifitas yang kita lakukan, tentu punya tujuan, dan sebagai seorang
muslim tujuan hidupnya tidak lain adalah untuk mencari ridha Allah swt.,
sehingga ketika mencari sahabat sejati pun demikian, tentu yang dicari adalah
yang bisa saling mengajak kepada keridhaan Allah swt. semata, dan bukan
mengajak kepada kemurkaan Allah swt. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (TQS. Ali Imran [3]: 103)
Wallahu a’lamu bishawab. []


"Manusia yang terbaik adalah yang paling banyak membaca, paling bertakwa,
paling sering beramar ma'ruf nahi munkar, dan paling gemar menjalin hubungan
silaturahmi." (Muhammad SAW).

Kamis, 14 Mei 2009

Kultum1



Biarlah Allah yg mnyemangati kita,
Sehingga tanpa sadar stiap peristiwa mnjd teguran atas kamalasan kita,
cukuplah Allah yg memelihara ketekunan kita.
Muliakanlah kerja dgn niat yg satu untuk mndapat keridhoan-Nya
dan sesungguhnya Allah tdk melihat dari hasil yg kita raih, tp Ia menilainya dari sbuah proses yg kita jalankan.
Dakwah must go on… With Love Cause Allah..

Teori Kupu - Kupu


<<=- Teori Kupu - kupu -=>>


Suatu hari ada seorang hamba yang meminta pd Allah stangkai bunga segar, Tapi Allah memberi hamba tersebut kaktus berduri. Kemudian Ia meminta pd Allah Binatang mungil nan cantik, Tapi Allah memberinya ulat berbulu
Ia pun sedih, protes, Bahkan kecewa, Betapa tidak Adilnya ini. Namun kemudian... Kaktus itu berbunga, indah bahkan sgt indah dan ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu - kupu yg cantik.

itulah JAlan Allah....... Indah pd waktunya.

Allah tidak memberi apa yang kita harapkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.
Kadang kita sedih, Kecewa, terluka, tapi jauh diatas segalanya, Allah sedang merajut yg terbaik
untuk hamba-Nya yg BERSYUKUR..



Yupz...Sesungguhnya yg terpenting hny prosesnya,. dari situlah kita dapat memetik pelajaran dan kesalahan..
Kalau untuk hasil kita pasrahin aja sma Allah,,..Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan niat dan usaha yg kita lakukan,,..

Allah maha adil & Maha Mengetahui...


Allahualam bin showab...

Senin, 11 Mei 2009

Manfaat Puasa Sunnah

Setiap kewajiban memiliki nafilah (sunnah) yang dapat mempertahankan keberadaan kewajiban tersebut serta menyempurnakan kekurangannya. Shalat lima waktu misalnya, memiliki shalat-shalat sunnah baik sebelum atau sesudahnya. Demikian juga dengan zakat, yang memiliki shadaqah sunnah. Haji dan umrah merupakan hal yang wajib dikerjakan sekali seumur hidup, sedangkan selebihnya adalah sunnah.

Puasa pun demikian, puasa wajib dikerjakan pada bulan Ramadhan sedangkan puasa yang sunnah banyak sekali, di antaranya: Puasa sunnah yang tidak pasti, seperti puasa bagi orang yang belum mampu menikah. Ada pula puasa sunnah yang ditentukan misalnya puasa enam hari di bulan Syawwal. Keutamaan puasa ini adalah bahwa siapa yang mengerjakan nya setelah puasa Ramadhan, maka seakan-akan dia telah berpuasa sepanjang tahun.

Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersumber dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal maka ia seperti berpuasa ad-dahar (sepanjang tahun).” (HR. Muslim).

Selain puasa enam hari bulan Syawwal, masih ada puasa-puasa sunnah yang lainnya, di antaranya adalah:

Puasa Tiga Hari Setiap Bulan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tiga hari dalam setiap bulan (hijriyah), serta dari Ramadhan ke Ramadhan, semua itu seolah-olah menjadikan pelakunya berpuasa setahun penuh.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa kekasihnya (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah mewasiatkan tiga perkara kepadanya, di antaranya adalah puasa selama tiga hari dalam setiap bulan.

Yang paling utama, puasa tiga hari tersebut dilakukan pada ayyamul bidh (hari-hari putih/terang, yakni malam-malam purnama) pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya. Dasarnya adalah hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa tiga hari pada setiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas.” (HR. Ahmad dan an-Nasa’i di dalam as-Sunan)

Puasa ‘Arafah

Disebutkan dalam shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab, “Dia (puasa Arafah) menghapuskan dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.”

Demikian pula disunnahkan berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Puasa Asyura’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa Asyura’ (puasa tangggal 10 Muharram), maka beliau menjawab, “Dia menghapuskan dosa tahun yang lalu.”

Demikian pula secara umum puasa di bulan Muharrram, sebagaimana terdapat di dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan, maka beliau menjawab,
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram.”

Puasa Bulan Sya’ban

Mengenai puasa bulan Sya’ban ini, telah disebutkan di dalam ash-Shahihain dari Aisyah xberkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa selama sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa seperti yang dilakukannya pada bulan Sya’ban.”

Disebutkan dalam riwayat yang lain, “Beliau banyak berpuasa pada bulan itu, kecuali hanya sedikit hari-hari (beliau berbuka) di dalamnya.

Puasa Senin Kamis

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda,
“Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur’an kepadaku.”

Di dalam riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa.” (HR at-Tirmidzi)

Puasa Nabi Dawud

Tentang puasa Nabi Dawud ini terdapat dalam riwayat al-Bukhari bahwa Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu ‘anhu pernah berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Demi Allah aku akan berpuasa pada siang hari dan bangun pada malam hari terus menerus selama hidupku.”

Ketika hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau bersabda,
“Sesungguhnya engkau tidak akan mampu melakukan hal tersebut, karena itu berpuasa dan berbukalah, bangun dan tidurlah, berpuasalah engkau tiga hari dalam setiap bulannya, karena satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat, dan itu seperti puasa ad-Dahr (sepanjang tahun).

Tatkala mendengar jawaban dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya aka mampu melakukan yang lebih baik daripada itu. Maka beliau bersabda, “Berpuasalah satu hari dan berbukalah (tidak berpuasa) dua hari.” Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Sesungguhnya aku mampu melakukan yang lebih baik daripada itu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda, “Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari, yang demikian itu adalah puasa Dawud, puasa tersebut adalah puasa yang paling baik.”

Lalu Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya aku mampu melakukan yang lebih baik daripada itu.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada yang lebih baik daripada puasa tersebut.”

PENGARUH PUASA SUNNAH

1. Puasa sunnah dapat dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-Nya, karena membiasakan diri berpuasa di luar puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena Allah subhanahu wata’ala jika menerima amal seorang muslim maka dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya.

2. Puasa Ramadhan yang dikerjakan seorang muslim untuk Rabbnya dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala, akan menyebabkan seorang muslim mendapatkan ampunan atas dosa-dosa sebelumnya. Orang yang yang berpuasa akan mendapatkan pahala pada hari Idul Fithri, karena hari itu merupakan hari penerimaan pahala. Maka puasa setelah berlalunya Ramadhan merupakan bentuk rasa syukur terhadap nikmat ini, bagi hubungan seorang muslim dengan Rabbnya.

3. Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim untuk Rabbnya bahwa ketaatan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, bahwa kehidupan ini secara keseluruhannya adalah ibadah. Dengan demikian puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi puasa itu terus disyari’atkan sepanjang tahun. Maha benar Allah subhanahu wata’ala yang telah berfirman,
“Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. 6:162)

4. Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya serta sebab terkabulnya doa, terhapusnya kesalahan-kesalahan, berlipatgandanya kebaikan kebaikan, tingginya derajat serta sebab keberuntungan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan.