Rabu, 19 Agustus 2009

Sepenggal Surat dari Sahabat

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh...

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasululloh, keluarga, sahabatnya, dan kepada pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga yaumil akhir.

Alkisah suatu hari ada seseorang yang baru saja mendapatkan surat dari sahabatnya, seorang sahabat yang dahulu senantiasa menemaninya disaat Sedih maupun senang, seorang sahabat yang senantiasa ada disaat dirinya membutuhkan seseorang disampingnya. Setelah beberapa kurun waktu mereka tak berjumpa, hingga akhirnya tibalah sepenggal surat dari sahabatnya tersebut.
Dadanya bergetar dan memendam sejuta rasa ketika akan membuka dan membaca surat. Namun, setelah membaca keseluruhan isi surat, seseorang tersebut terdiam hening, termenung dan perlahan menitikkan air matanya. Beliau ternyata terenyuh ketika membaca isi surat tersebut yang mengabarkan tentang kesibukkan sahabatnya saat ini. Selain sibuk dalam menimba ilmu kejenjang yang lebih tinggi, sibuk memperbanyak muroja’ah Al-quran, sibuk dengan amanah da’wah yang banyak, dan ada sebuah kesibukkan lagi yang saat ini sahabatnya kerjakan dengan penuh semangat, yaitu mengajar anak – anak yatim panti asuhan dan kaum dhuafa, dan beliau mengerjakannya dengan Cuma – Cuma tanpa menerima bayaran sepeser pun. Seseorang tersebut begitu terenyuh membacanya, karena ditengah kesibukan yang tengah dihadapi sahabatnya tersebut, beliau masih ingat dan mau menyisihkan sedikit waktunya untuk berbagi dengan sesama, yaitu berbagi ilmu yang telah dimilikinya kepada anak – anak yatim panti asuhan dan kaum dhuafa, dan bahkan hampir setiap hari beliau mengajar anak – anak tersebut. Subhanalloh...

Mereka berdua adalah dua orang mu’min yang sama – sama memiliki motivasi yang tinggi. Persahabatan mereka terukir sejak mereka kecil, mereka bersama – sama tumbuh dewasa, belajar dan sekolah bersama, dan hingga saat ini mereka telah menjalani kehidupannya masing – masing. Namun, ada yang terlupakan dari salah seorang sahabatnya, bahwasanya sebaik – baiknya manusia adalah manusia yang memiliki kebermanfaatan bagi orang lain. Dalam sebuah hadits Rasululloh SAW bersabda : “ seorang mu’min bagi mu’min lainnya adalah laksana bangunan, yang satu memperkokoh yang lain. “. Salah seorang sahabatnya lupa bahwasanya masih ada segelintir orang disekitar kita yang membutuhkan pertolongan. Sia - sialah ilmu dan segala yang kita miliki jika tidak membawa manfaat kepada orang lain.

Segala apapun yang kita miliki dan kita dapatkan di dunia ini sifatnya adalah sementara dan hanyalah titipan dari Alloh SWT. Kita harus dapat memanfaatkan segala apa yang dititipkan dari Alloh kepada kita dengan sebaik – baiknya untuk mendapatkan pahala dan ridho-Nya, karena kesemua itupun akan dimintai pertanggung jawaban kelak disisi-Nya. Jika memang belumlah kita mampu untuk berbuat sesuatu yang besar dalam membantu orang – orang yang ada disekitar kita, marilah kita mulai dengan hal – hal yang kecil, karena berangkat dari hal – hal kecil tersebutlah dapat terwujud sebuah hal yang besar. Jika belumlah kita sanggup untuk dapat melakukan hal seperti sahabat Rasululloh SAW yaitu Utsman bin ‘affan ra. yang menginfakan seluruh harta dijalan Alloh, tentunya kita dapat memulainya dengan hal – hal kecil lainnya, seperti contoh yang salah seorang sahabat lakukan dalam sepenggal suratnya, ia mengajar anak – anak yatim panti asuhan dan kaum dhuafa tanpa meminta bayaran sepeser pun. Beliau sadar akan orang – orang disekitarnya yang masih memiliki semangat untuk belajar namun memiliki keterbatasan dalam keuangan. Beliau sadar bahwasanya disekitar kita masih ada ribuan orang, bahkan ratusan ataupun ribuan yang membutuhkan kasih sayang dan uluran tangan kita. Janganlah kita terlena dengan dunia yang sifatnya hanya sementara ini, janganlah kita lupa seperti seseorang dalam cerita diatas. Maka sudah seharusnya kitalah yang sedikit lebih beruntung dari mereka untuk bersama – sama bergandengan tangan merangkul dan memberikan apapun yang dapat kita berikan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Sudahkah kita menjadi manusia yang membawa kebermanfaatan bagi orang lain?? Wallahualambishawab.
“Bukan menjadi masalah apakah Hal besar atau hal kecil yang kita lakukan, tapi yang terpenting adalah rasa kepedulian kita”
Wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh...


Semangatz Yuk untuk menggapai Syurganya Allah...=)

Tausiyah VI

Assalamu’alaikum Warrahmatullah wabarakatuh...

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabatnya, dan kepada pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga yaumil akhir.

Alkisah, suatu hari Rasulullah SAW sedang dalam perjalanan bersama para sahabatnya. Namun, ditengah perjalanan Rasulullah turun dari Untanya dan kemudian menengadahkan tangannya layaknya orang yang berdoa, lantas setelah itu beliau pun sujud. Kemudian Rasulullah kembali bangun dan menengadahkan tangannya seperti layaknya orang yang berdoa untuk kedua kalinya, dan setelah itu beliau pun kembali sujud. Kemudian Rasulullah bangun dan kembali menengadahkan tangannya untuk ketiga kalinya, dan setelah itu pun beliau kembali bersujud. Setelah beliau selesai, seorang sahabat Rasullullah yaitu Muadz Ra bertanya kepada beliau karena Muadz Ra begitu penasaran dengan hal apakah yang baru saja Rasulullah perbuat. Lalu Rasulullah SAW menjawab bahwasanya beliau baru saja berdoa agar sepertiga umatnya mendapatkan syafaat dihari kiamat nantinya, Allah mengabulkan doa Rasulullah bahwa sepertiga umat Rasulullah SAW akan mendapatkan syafaat di hari kiamat nanti, karena doanya dikabulkan lantas Rasulullah pun langsung bersujud sebagai tanda syukurnya kepada Allah. Lalu beliau bangun kembali dan kembali berdoa kepada Allah agar sepertiga umatnya yang kedua mendapatkan syafaat di hari kiamat nantinya, lalu Allah mengabulkannya bahwa sepertiga umatnya yang kedua akan mendapatkan syafaat dihari kiamat nantinya, lantas beliau kembali bersujud sebagai tanda syukurnya. Lalu beliau bengun kembali dan berdoa lagi untuk ketiga kalinya agar sepertiga umanya yang ketiga akan mendapatkan syafaat di hari kiamat nantinya, lalu Allah mengabulkannya bahwa sepertiga umatnya yang ketiga akan mendapatkan syafaat dihari kiama nantinya, kemudian Rasulullah kembali bersujud sebagai tanda syukurnya kepada Allah karena doanya telah dikabulkan.
Sahabat – sahabatku pengurus MT al – khawarizmi rahimakumullah...
Terbesit sebuah pertanyaan ketika kita dapat memahami sebuah pesan dari kisah diatas, yaitu Apakah kita termasuk kepada golongan umat Rasulullah SAW yang akan mendapatkan syafaat di hari kiamat nantinya??? Bisa saja kita mengaku – ngaku sebagai umat Nabi Muhammad Rasulullah SAW, tapi beliau tidak mau mengakui kita sebagai umatnya...

Didalam diri Kita ada segumpal daging yang mana jika segumpal daging itu baik, maka baiklah diri kita ini dan manakala segumpal daging itu buruk, maka buruklah diri kita ini, dan segumpal daging itu adalah Hati. Hati adalah lentera bagi kita, karena manakala hati kita bersih, maka hidayah serta petunjuk Allah lah yang senantiasa menghiasinya. Namun, indahnya dunia yang fana ini terkadang membuat kita lupa dan terlena. Disaat kita memandang seisi dunia ini dengan segala aktivitas – aktivitas yang menghiasinya, kemudian dari pandangan mata tersebut diproses dalam logika dan menjadi keinginan dan angan – angan dalam hati, tentunya keinginan – keinginan yang berhubungan dengan dunia. Untuk itu Rasulullah melarang kita untuk panjang angan – angan, karena semua keinginan – keinginan akan dunia yang fana ini dapat mengotori dan membutakan hati kita. Kita akan menjadi seseorang yang begitu berambisi pada dunia ini dan ingin memiliki semua yang ada di dunia ini hingga timbul pikiran untuk menghalalkan berbagai cara untuk meraih ambisi tersebut. Nauzubillah...

Rasulullah SAW bersabda : “Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang musafir atau bahkan seperti seorang pengambara. Apabila engkau telah memasuki waktu sore, maka janganlah engkau menanti datangnya waktu pagi, dan apabila engkau telah memasuki waktu pagi, maka janganlah engkau menanti datangnya waktu sore. Ambilah waktu sehatmu untuk ( bekal masa ) sakitmu, dan hidupmu untuk ( bekal ) matimu.”

Seorang pejalan atau pengembara selalu menyiapkan bekalnya saat bepergian dan tidak berlebihan dengan barang bawaanya agar dapat mengurangi beban perjalanannya. Ini adalah indikasi untuk berzuhud di dunia dengan nafkah yang secukupnya, sebagaimana seorang musafir yang tidak memerlukan bekal berlebihan, kecuali sekedar yang diperlukannya untuk dapat sampai ke tempat tujuannya. Bahkan, imam nawawi menjelaskan untuk tidak memprioritaskan harta dan dunia, sehingga melupakan kewajiban dasarnya. Wallahualambishawab.

Semoga Allah senantiasa mencurahkan Rahmat dan Hidayahnya dan menjadikan kita golongan orang – orang yang selalu mengingatnya, golongan orang – orang yang senantiasa memperbaiki diri dan golongan orang – orang yang ikhlas bieribadah semata- mata kepada Allah. Amin.
Wassalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh...

Semangatz Yuk untuk menggapai Syurganya Allah...=)

EMPAT ORANG YANG DIRINDUKAN SURGA

EMPAT ORANG YANG DIRINDUKAN SURGA

Kita yakin… siapapun kita, pada strata sosial manapun kita, apapun prosfesi kita, dibumi manapun kita berpijak pasti mau menjadi orang yang dirindukan oleh syurganya Allah SWT. Tempat yang di idam-idamkan oleh seluruh makhluk Allah, tempat yang tidak terdengar di dalamnya perkataan yang tak berguna,sia-sia dan dusta, didalamnya ada mata air yang mengalir, takhta-takhta yang ditinggikan, gelas-gelas berisi minuman yang terletak dekat, bantal-bantal sandaran yang tersusun, permadani-permadani yang terhampar, kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya. Kebayang enggak indahnya syurga ?….

Rasulullah SAW, mengatakan :” Syurga merindukan empat orang:

Pertama, orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Nampaknya wajar jikalau syurga merindukan ahli qur’an ini karena sejak didunia saja mereka sudah diservis oleh Allah dengan ketenangan bathin, kasih sayang-Nya, kecintaannya, kemuliaan dan selalu di ingat oleh-Nya.

Kedua, penjaga lidah. Memang lidah tak bertulang tapi ia lebih tajam dari sebilah pedang, dampaknya akan mengakibatkan peperangan antar suami isteri, antar kelompok, bahkan antar dua bangsa. Efek negatifnya akan membuat orang menjadi sengsara, akan melenyapkan pahala kebaikan yang kita buat seperti api memakan kayu bakar, akan membuat puasa jadi hampa dan sia-sia. Namun bila kita menjaganya, subhanallah… begitu banyak kenikmatan akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdo’a.

Ketiga, pemberi makan orang yang kelaparan. Sungguh, Allah Yang Maha berterimakasih (Syakuur) akan membalas sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan urusan kita sejak didunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudaranya.

Keempat, Orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Di bulan yang mulia yang penuh berkah, rahmat, ampunan ini Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, pedihnya azab neraka dan kejamnya siksa neraka bila kita berpuasa, dan menghidupkan malamnya dengan shalat, qiro’at dan kholwat serta ibadah apapun dengan hanya mengharap ridho-Nya.
Bila empat amal ini kita lakukan, nampaknya wajarlah bila syurga merindukan kehadiran kita…Amien
Ustadz Ahmad Jameel

Sahabat – sahabatku, pastinya kita mau donk jadi golongan orang – orang yang dirindukan syurga, nah insyaAllah sebentar lagi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan akan segera tiba, maka marilah kita berlomba dan saling berkompetisi agar dapat menjadi golongan yang nomer empat seperti yang telah disebutkan diatas. Semoga Allah memanjangkan umur kita dan memberikan kita kesehatan agar kita siap menghadapi bulan Ramadhan dan dapat memaksimalkan ibadah kita dalam bulan Ramadhan nanti. Amin.